Kamis, 23 September 2021

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP - UNTUK SMA/MA KELAS 10

 KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


Pengelompokan buah dan sayuran oleh penjual seperti gambar di atas, memiliki tujuan tertentu. Sama halnya dengan buah dan sayuran di pasar, makhluk hidup juga dikelompok-kelompokkan. Apakah dasar, tujuan, dan manfaat pengelompokkan tersebut?  Yuk... kita pelajari di uraian berikut ini.

Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan perbedaan yang dimiliki. Cabang ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup adalah taksonomi.

DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Prinsip mendasar klasifikasi adalah adanya perbedaan dan persamaan setiap mahluk hidup. Selain itu manfaat mahluk hidup tersebut juga berpengaruh. Begitupula dengan ciri morfologi, anatomi, dan biokimianya. Ciri morfologi adalah ciri yang nampak dari luar, misalnya morfologi bulu pada kucing. Sedangkan ciri anatomi adalah struktur tampak dalam contohnya adalah anatomi jantung, yang berarti bagaimana jantung dari kucing tersebut disusun dan bagian-bagiannya.
Kelompok mahluk hidup yang anggotanya hanya menunjukkan sedikit persamaan ciri dan sifat, jumlah anggotanya lebih besar dibandingkan kelompok mahluk hidup yang anggotanya mempunyai lebih banyak persamaan ciri dan sifat. Misalnya hewan yang hidup di darat (satu ciri) akan lebih banyak anggotanya dibanding dengan hewan di darat berkaki empat (dua ciri) dan seterusnya. 
Kelompok mahluk hidup yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian disebut takson. Pembentukkan takson berjenjang secara teratur. Untuk setiap takson diberi nama tertentu. Tingkatan-tingkatan klasifikasi dari tingkat tertinggi (kingdom) sampai tingkat terendah (spesies) adalah sebagai berikut:
a. Kingdom
b. Phylum (Filum) digunakan untuk hewan, untuk tumbuhan dinamakan Diovisio
c. Classis (Kelas)
d. Ordo ( Bangsa)
e. Familia (Suku)
f. Genus (Marga)
g. Species (Jenis)


Tujuan Klasifikasi Makhluk hidup:

  1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki. 
  2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup jenis yang lain.
  3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup. Dengan mengetahui persamaan ciri yang dimiliki oleh berbagai organisme maka kita bisa tahu hubungan kekerabatannya. Jadi semakin banyak persamaan yang dimiliki maka ke dua organisme tersebut semakin dekat hubungan kekerabatannya.
  4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
  5. Menyederhanakan objek studi sehingga mempermudah mempelajarinya.
  6. Mengetahui tingkat evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya. 

Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup :
  1. Menyederhanakan objek studi biologi sehingga mempermudah mempelajarinya.
  2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara organisme yang satu dengan yang lain.


MACAM-MACAM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

1. Klasifikasi Sistem Alamiah
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam. Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh : 
  • Hewan dikelompokkan berdasarkan cara geraknya, misalnya : hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip. 
  • Hewan dikelompokkan berdasarkan penutup tubuh, misalnya: hewan berbulu, bersisik, berambut , bercangkang. 
  • Tumbuhan dikelompokkan berdasarkan jumlah keping biji, yaitu tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua.
2. Klasifikasi Sistem Artifisial (Buatan)
Sistem Artifisial adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, hanya menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Adapun ciri yang digunakan berupa struktur morfologi, anatomi dan fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya. 

3. Klasifikasi Sitem Filogenik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi. Sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Sistem klasifikasi filogenik menjadi dasar dalam perkembangan sejarah klasifikasi 5 kingdom.

PERKEMBANGAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

1. Sistem Dua Kingdom
Sistem klasifikasi ini membagi organisme menjadi 2 Kingdom, yaitu Plantae dan AnimaliaDikemukakan oleh Aristoteles.

2. Sistem Tiga Kingdom
Sistem klasifikasi ini membagi organisme menjadi 3 Kingdom, yaitu Protista, Plantae, dan AnimaliaDikemukakan oleh Ernest Haeckel pada tahun 1866.

3. Sistem Empat Kingdom
Sistem klasifikasi ini membagi organisme menjadi 4 Kingdom, yaitu Monera, ProtistaPlantae, dan AnimaliaDikemukakan oleh Herbert Copeland, setelah ditemukannya mikroskop cahaya untuk mengungkap adanya organisme uniseluler.

4. Sistem Lima Kingdom
Sistem klasifikasi ini membagi organisme menjadi 5 Kingdom, yaitu Monera, Protista, FungiPlantae, dan AnimaliaDikemukakan oleh R. H. Whittaker pada tahun 1969. Dasar klasifikasi yang digunakan yaitu ciri struktur sel dan cara memperoleh makanannya. Jamur dipisahkan dari plantae, dengan alasan jamur tidak dapat mensintesis makananya sendiri karena tidak memiliki klorofil.

5. Sistem Enam Kingdom 
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiologi bernama Carl Woese dan peneliti lain dari University Of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokriot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Adapun keenam kingdomnya adalah :
1) Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
2) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
3) Kingdom Protista
4) Kingdom Mycota (Dunia Jamur)
5) Kingdom Eubacteria
6) Kingdom Archaebacteria

6. Sistem 8 Kingdom 
Thomas Cavalier-Smith pada tahun 1993, kemudian merevisi menjadi 6 kingdom pada tahun 1998. Sistem klasifikasi 8 kingdom terdiri dari eubacteria, archaebacteria, archaezoa, protozoa, chromista, plantae, fungi, dan animalia.

7. Sistem 3 Domain 
Terdiri dari dari 3 domain yaitu: Archae, Bacteria, dan Eukarya (terdiri dari kingdom protista, kingdom plantae, kingdom fungi, dan kingdom animalia).

Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. 

Berikut ini adalah ciri-ciri umum organisme yang masuk ke dalam klasifikasi 5 kingdom.
a. Monera
Monera adalah mahkluk hidup yang tidak membran inti (organisme prokariot). Meskipun tidak memiliki membran inti, organisme ini memiliki bahan inti. Bahan inti itu berupa asam inti atau DNA (Deoxyribo Nucleic Acid atau asam deoksiribonukleat). Kelompok Monera ini terdiri dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya sebagai bakteri) dan Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).

b. Protista
Protista adalah kingdom mahkluk hidup yang terdiri dari satu sel atau banyak sel yang memiliki membran inti (organisme eukariot). Protista dikelompokan secara seerhana seperti protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga), dan protista mirip jamur.

c. Fungi (Jamur)
Fungi atau jamur merupakan kingdom mahkluk hidup yang tidak memiliki kloroplas. Tubuh jamur ada yang terdiri dari satu sel, berbentuk benang, atau tersusun dari kumpulan benang. Dinding selnya terdiri dari zat kitin. Oleh karena itu jamur tidak dapat dikelompokkan dalam dunia hewan atau tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota).

d. Plantae (Tumbuhan)
Plantae atau kingdom tumbuhan adalah mahkluk hidup bersel banyak yang mempunyai kloroplas. Di dalam kloroplas terkandung klorofil. Oleh karena memiliki klorofil, maka tumbuhan dapat melakukan fotosintesis. Sel tumbuhan termasuk eukariot (memiliki membran inti) dan dinding selnya tersusun dari selulosa. Tumbuhan umumnya memiliki akar, batang, dan daun, kecuali beberapa jenis tumbuhan yang memiliki akar semu (rizoid), seperti pada briophyta (tumbuhan lumut). Perkembangbiakan tumbuhan terjadi secara kawin maupun tak kawin. Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

e. Animalia
Animalia atau kingdom hewan. Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak memiliki kloroplas. Selain itu sel hewan tidak memiliki dinding sel. Berbeda dengan tumbuhan, hewan dapat bergerak aktif dan memiliki sitem saraf. Pembagian hewan berdasarkan :
1) Makanannya :
Herbivora adalah golongan hewan pemakan tumbuhan hijau. Memiliki gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang kuat dan banyak. Memiliki gigi seri (dens incisivus) yang tajam. Tidak mempunyai gigi taring (dens caninus). Memiliki enzim selulase. Contoh : Hewan Mammalia yang hidup di padang rumput. (Jerapah, zebra, Banteng dsb). Karnivora adalah golongan hewan pemakan daging. Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam. Memiliki kuku yang tajam. Memiliki sisi rahang dan ujung gigi geraham yang saling bertemu. Contoh : Singa, Harimau, Kucing, Buaya dll. Omnivora adalah golongan gewan pemakan daging dan tumbuhan hijau (pamakan segala). Memiliki sifat perpaduan antara herbivora dan carnivora. Contoh : Musang, Beruang, Ayam, Tikus dll. Insectivora adalah golongan hewan pemakan serangga. Contoh : Cecak, Kadal, Bunglon, Kelelawar.

2) Ada tidaknya tulang belakang :
Invertebrata yaitu golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang. Dibagi menjadi 9 phyllum/filum yaitu :
a) Porifera (hewan berpori), contoh : Spongia sp/hewan spon.
b) Coelenterata (hewan berongga), contoh : Hydra viridis, Aurelia aurita (ubur- ubur).
c) Platyhelminthes (cacing pipih),
    contoh : Planaria maculate, Tania saginata (cacing pita) pada manusia dan sapi.
d) Nemathelminthes (cacing gilig),
    contoh : Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale /cacing tambang 
e) Annelida (cacing gelang), 
    contoh : Hirudo medicinalis (lintah), Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (hewan bertubuh lunak), contoh : Achatina fulica (siput), Octopus sp (gurita).
g) Arthropoda (hewan berbuku-buku), dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
    - Insect (serangga), contoh : Hetaerina america/capung;
    - Crustacea (udangudangan), contoh : Ceonobita clypeatus (kelomang);
    - Arachnida (laba-laba), contoh : Eurypelma californica (laba-laba);
    - Myriapoda (lipan), contoh : Scolopendra subspinipes /kelabang (lipan).

h) Echinodermata (hewan berkulit duri),

Vertebrata yaitu golongan hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang. dibagi menjadi 5 kelas yaitu :

a) Pisces (ikan), contoh : Osteoglossum bicirhosum (ikan Arwana).
b) Amphibia (katak), contoh : Rana sp
c) Reptilia (hewan melata/merayap), contoh : ular, kadal, bunglon.
d) Aves (unggas), contoh : Aquila achrysaeto (rajawali).
e) Mammalia (hewan memiliki kelenjar mammae), contoh : sapi, kambing, Orang Utan.

KUNCI DETERMINASI

1. Urutan Takson
Tahukan kalian, klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut :
  1. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
  2. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
  3. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
  4. Pengelompokkan makhluk hidup, dilakukan dari tingkatan yang paling rendah yaitu spesies sampai yang paling tinggi yaitu kingdom.
Tingkatan takson pada klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :


Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup. Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson.

2. Tata Nama
Untuk memudahkan penamaan makhluk hidup, digunakanlah sistem penamaan ilmiah yang disebut tata nama ganda atau Binomial nomenclature. Binomial nomenclature adalah pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda, yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species.
Dengan metode ini, suatu jenis makhluk hidup akan memiliki nama yang berbeda dengan makhluk hidup dari jenis yang lain. Pemberian nama ilmiah pada setiap makhluk hidup bertujuan agar spesies mudah dikenali dan menghindari kesalah pahaman. Sehingga nama ilmiah berlaku secara universal. Sistem tata nama yang terkenal adalah sistem dwi-tata nama (binomial nomenklatur) atau tata nama biner yang dikemukakan oleh Carolus Linnaeus. 
Berikut ini dijelaskan ketentuan-ketentuan untuk memberi nama takson tingkat jenis, marga dan suku. 

a. Nama Jenis (Species)

  1. Menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
  2. Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal (mufrad). Misalnya, tanaman jagung nama spesiesnya (jenis) Zea mays. Burung merpati nama spesiesnya Columbia livia.
  3. Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis. 
  4. Dalam penulisan nama marga, huruf pertama dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan huruf kecil. 
  5. Setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris-bawahi agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain. Contoh nama jenis badak jawa adalah Rhinoceros sondaicus atau, nama jenis tanaman karet adalah Hevea brasiliensis.
  6. Jika nama tersusun dari tiga kata maka kata ke dua dan tiga digabung penulisannya atau diberi tanda penghubung. Contoh : Nama kembang sepatu adalah Hibiscus rossasinensis maka ditulis menjadi Hibiscus rossa-sinensis.
b. Nama Marga (Genus)
  1. Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk tunggal (mufrad).
  2. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), dan sebagainya.
c. Nama Suku (Familia)
Nama suku diambil dari nama marga yang ditambah akhiran acceae untuk tumbuhan dan ditambah idae untuk hewan. Contoh :
  1. Nama suku untuk tanaman terung-terungan adalah Solanacceae. Solanacceae berasal dari nama marga Solanum ditambah akhiran acceae
  2. Nama suku hewan kucing adalah Felidae. Felidae berasal dari nama marga Felis ditambah akhiran idae.


DAFTAR PUSTAKA
Artanti. 2020. Modul Pembelajaran Biologi Kelas X - Sistem Klasifikasi. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM SIRKULASI / SISTEM PEREDARAN DARAH / KARDIOVASKULER

 SISTEM PEREDARAN DARAH DARAH Darah terdiri dari plasma darah dalam berbentuk cair, serta sel-sel lainnya. Plasma darah yang terkandung di d...